Wednesday 12 May 2010

Pembela Bangsa Pemimpin Asia

Kehidupan selama bertahun-tahun sebagai orang buangan telah memberi cap yang mendalam baginya. Ia tidak bisa membebaskan diri dari perasaan selalu dibuntuti. Setiap kali melihat orang yang belum dikenalnya, reaksinya pertama ialah melarikan diri atau menghilang. Terhadap orang-orang yang tidak dikenal ia hanya mau berkenalan melalui orang yang telah dikenalnya. Karena sudah terbiasa sebagai pelarian politik, ia tidak bisa lagi membebaskan dirinya dari kehati-hatian yang berlebihan - yang sudah menjadi kompleks trauma. Kecurigaan sangat menjadi kendala bagi fungsi politik dan kemasyarakatannya, dan membawa orang-orang yang sehaluan pada keadaan putus asa. Ia melihat dalam kritik atau tentangan yang sekecil-kecilnya itu pun sebagai bentuk ketidaksetiaan, pengkhianatan, atau bahkan persekongkolan, yang untuk semua itu selalu bersyak-wasangka pada tangan penjajah di balik itu.

Untuk Kehidupan yang wajar ia tidak lagi mempunyai syarat. Ia tidak mempunyai sesuatu apapun selain pakaian, yang merupakan pemberian dari kawan-kawan. Taruhan dan cara hidupnya dipengaruhi sama sekali oleh cita-citanya: pembebasan rakyat indonesia. Ia tolak segala kemewahan kesenangan yang akan merugikan cita-citanya, atau menyebabkan menyimpang dari cita-cita itu.

"Zamrud dari Indonesia, kepunjaan bangsa se Asia". Persada akan tetap memuliakannya sebagai Bapak Republik Indonesia, semua bangsa-bangsa kulit berwarna benar-benar berutang kepada Dia. Air susu ibu dibalas dengan luka dan air mata.


'Oom adalah bintang jang mendjadi pedoman alam pelajaran'

No comments:

Post a Comment